Selasa, 16 Februari 2010

MELATIH ANJING PENJAGA



A. Mengapa Anjing perlu dilatih
Perilaku dan sikap anjing jika tidak dilatih maka kemungkinan besar justru akan menimbulkan masalah dan membuat susah. Yang terkena dampak itu selain anjingnya sendiri, bisa juga terhadap pemiliknya dan hewan lain yang berada di lingkungan bersama anjing. Perilaku dalam membuang kotoran, menjaga lingkungan rumah, menjaga individu atau barang, mengontrol gonggongan, bersosialisasi terhadap orang, menuruti perintah pemiliknya dan lain sebagainya sebenarnya dapat dilatih.

Bagi anjing yang tidak dilatih, perilaku seperti menyerang orang lain yang sebenarnya hanya sekedar lewat, mencenderai hewan lain, mencederai orang, tidak patuh terhadap pemiliknya dapat membahayakan anjing itu sendiri. Misalkan tiba-tiba orang yang hendak diserang atau dicederai justru menyerang balik dengan senjata tajam atau tidak dapat patuh mengikuti pemiliknya ketika sedang diajak jalan-jalan yang seenaknya berlari ke jalan raya dan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Contoh seperti itulah yang dapat mengakibatkan keselamatan anjing menjadi terancam jika tidak dilatih. Atau bagi pemiliknya, jika hanya kecelakaan atau luka akibat contoh tersebut maka kita wajib mengobatinya yang untuk perawatannya saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan kemudian kemungkinan besar kita akan dijauhi oleh sesama pemilik anjing karena dianggap tidak dapat mengendalikan anjing kita sendiri dan dapat membahayakan anjing miliknya.

B. Langkah awal bagi pemilik untuk melatih anjing
Perilaku dan sikap yang baik dari setiap anjing dapat dilatih dan diajarkan oleh pemiliknya atau trainer yang berpengalaman. Secara umum, setiap anjing sebenarnya dapat dilatih, namun kecepatan daya tangkap dan periode belajar dalam memahami setiap perintah, larangan atau pun perilaku yang diajarkan dan dilatih setiap anjing berbeda-beda. Jadi kunci sukses dalam melatih anjing ada pada pelatih anjing. Jenis anjing penjaga merupakan jenis anjing yang memiliki tingkat intelegensia yang cukup tinggi dibandingkan ras anjing lainnya. Anjing ras herder, dobermann dan rottweiler merupakan salah satu jenis anjing penjaga yang dapat diandalkan. Dengan daya tangkap yang cepat, mereka akan cepat belajar dan mengikuti perintah atau larangan yang kita ajarkan.

Sebagai pemilik yang akan melatih anjingnya sendiri perlu diperhatikan beberapa aturan main atau kondisi dalam melatih anjing diantaranya :
1. Jalin komunikasi, hubungan dan suasana yang baik dan erat antara anda dengan anjing anda. Bentuk hubungan itu dengan cara selalu bersama anjing sesering mungkin dan selalu ramah kepada anjing yang dilatih. Dengan begitu, pada saat proses pelatihan anjing tersebut tidak akan merasa malu-malu atau tidak melaksanakan perintah karena terbiasa dengan perintah, perkataan dan tindakan dari anda.
2. Bersabar dan Disiplin. Bersabar karena dalam memberikan perintah, anjing tidak akan langsung mengerti dan melaksanakannya, perlu dilakukan pelatihan secara berulang-ulang dan hal itu membutuhkan kesabaran. Sebaiknya ajari anjing dalam satu kali latihan adalah satu perintah saja. Disiplin dalam pelatihan perlu diterapkan, dengan metode “punishment and reward” maka anjing secara tidak langsung akan mengerti apa yang salah dan apa yang dianggap benar oleh kita. Berikan koreksi secara cepat ketika anjing salah mengartikan perintah kita atau tidak melaksanakannya. Kemudian jika anjing melaksanakannya, cepat beri mereka pujian.
3. Perintah, Perkataan dan Perilaku yang tepat. Perintah yang diberikan kepada anjing harus tegas dan jelas. Jangan memberi perintah yang terus-menerus dan beruntun karena anjing akan merasa bingung, perintah yang terlalu keras pun dapat membuat anjing menjadi stress dan minder. Perintah dapat dilakukan dengan isyarat, gerakan tangan dan perkataan. Perkataan untuk suatu perintah haruslah dengan kata yang sama di setiap pelatihan. Suara dan kecepatan bicara yang sama akan lebih baik. Misalkan dalam perintah duduk, kita menyebutkan kata “sit” , maka untuk setiap pelatihan selanjutnya kita tetap sebutkan kata “sit” untuk perintah duduk, jangan merubahnya menjadi “duduk”, “get down” atau apa pun. Perilaku seperti memarahi anjing dengan kasar dan menjerit karena anjing terus menerus melakukan kesalahan sehingga anda kehilangan kesabaran wajib tidak boleh terjadi. Setiap kali ingin mengakhiri pelatihan, sebaiknya akhiri dengan sesuatu yang benar yang dilakukan oleh anjing sesuai dengan apa yang diperintahkan.
4. Pahami anjing anda, kenali karakternya dan pelajari sikapnya. Anjing akan merasa malu jika salah dan menunjukkan gerak-gerik gelisah seperti seperti tidak berani menatap mata tuannya dan pergi menjauh tiba-tiba. Dan merasa gembira jika menggonggong nyaring sambil mengibaskan ekornya. Karakter setiap anjing berbeda-beda, dengan terjalinnya keakraban dan komunikasi yang erat baru kita akan mampu mengenali karakter anjing yang dilatih supaya anda dapat dengan bijak dan tepat menentukan tahapan latihan yang akan diberikan.

C. Hukuman dan Pujian

Dalam memberikan pengertian antara sikap atau perilaku yang salah dan benar untuk anjing, salah satu caranya adalah dengan memberikan hukuman jika sikap mereka menunjukkan kesalahan atau berikan pujian jika benar. Pujian hendaknya dilakukan segera setelah anjing melakukan sesuatu sesuai dengan perintah, sehingga anjing tahu akan tindakan yang benar akan mendapat pujian, pujian dapat berupa perkataan memuji, pakan, dan tindakan. Anakan anjing berumur 3-6 bulan cenderung merespon pujian berupa perkataan dan pakan. Untuk anjing dewasa lebih cocok dengan tindakan seperti mengelus, membelai dan tepukan tangan (clap).

Perkataan pujian diantaranya adalah “great”, “good dog”, “bagus”, dan lain sebagainya. Hendaknya pilih hanya satu perkataan yang digunakan setiap kali memberikan pujian. Dengan perkataan yang berbeda-beda, maka anjing cenderung bingung dan bisa saja hal tersebut menurut anjing bukan sebagai pujian. Memberikan pakan sebagai pujian bukan berarti kita memberikan pakan yang rutin kita lakukan sehari-hari, cukup snack atau cookies saja dengan jumlah yang sedikit, hal ini untuk menghindari tersedak atau usus melilit karena pelatihan lagi yang harus dilakukan kembali, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pelatihan sebaiknya dilakukan berulang-ulang. Tindakan yang sebaiknya dilakukan dalam memberikan pujian adalah elusan, belaian, tepukan dan pijitan halus. Lakukan pada bagian tubuh yang sensitif seperti dada, kepala, tengkuk, bagian bawah mulut dekat kerongkongan dan punggung. Lakukan dengan penuh kasih sayang dan dekati anjing dengan berjongkok dan sedikit mendekatkan wajah anda kepada kepalanya. Tidak perlu terlalu lama dalam memberikan pujian tindakan ini, cukup 10 detik dengan frekuensi yang sering.

Hukuman yang diberikan kepada anjing pada saat latihan harus sesegera mungkin dilakukan jika anjing melakukan kesalahan atau tidak menurut kepada perintah. Memberikan hukuman setelah waktu pelatihan atau tidak sesegera mungkin tidak akan memberikan efek kepada perbaikan kesalahan dan dipastikan anjing akan akan mengulangi kesalahannya. Lakukan koreksi atau pengulangan segera jika telah diberikan hukuman. Hukuman bagi anjing dapat berupa perkataan atau tindakan. Perkataan dapat seperti “no”, “jelek”, “tidak”, ”jangan” dan lain sebagainya dengan intonasi yang sedikit tinggi dan menatap tajam . Tindakan dapat berupa menggelengkan kepala, mengoyangkan tangan tanda tidak boleh atau jangan hingga hukuman fisik kepada anjing seperti sedikit menarik tali penuntun dengan perkataan tertentu seperti “jelek”. Perlakuan hukuman tidak boleh terlalu keras seperti memukul dengan benda keras dan membentak, karena hal ini menyebabkan anjing akan menjadi penakut dan tidak percaya diri.

D. Waktu Pelatihan
Setiap sesi latihan, anjing membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Oleh sebab itu perlu adanya pengaturan jadwal untuk latihan. Anjing memiliki periode konsentrasi yang terbatas, jika terlalu lama maka dia akan merasa bosan dan tidak berkonsentrasi sehingga banyak kesalahan yang akan dia perbuat. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut setiap kali latihan perlu diselingi sesi bermain.

Lama waktu latihan bagi anak anjing setiap kali sesi latihan cukup 10 menit, sedangkan untuk anjing dewasa cukup hingga 30 menit. Waktu kegiatan latihan pun sebaiknya harus rutin setiap hari pada jam tertentu, misalkan pada pagi hari 08.00 – 10.00 atau sore hari 15.00-17.00. Untuk anjing yang memang sudah terlatih dan melakukan sesi latihan hanya untuk memelihara kemampuannya, periode latihan cukup hanya diberikan setiap minggu saja, tetapi jangan sampai terlalu lama tidak dilatih, karena hal ini biasanya akan berakibat pada hilangnya kemampuan dan lama merespon perintah yang diberikan.

E. Beberapa Macam Latihan

A. Memanggil nama
Latihan ini merupakan awal kita untuk melatih kepada sesi berikutnya, dengan mengerti memanggil nama maka anjing diharapkanakan datang ke pelatihnya. Anjing juga memerlukan nama, sehingga memudahkan memanggilnya, terlebih jika hewan atau anjing peliharaan anda cukup banyak sehingga memanggil nama menjadi hal yang utama diterapkan dalam melatih. Nama sebaiknya diberikan pertama kali pada saat anjing ada di rumah anda atau pada saat anjing berumur kurang lebih dua bulan.

Memanggil nama cukup mudah melatihnya, jika anjing anda telah memiliki nama, panggil anjing anda, jika tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Lakukan sembari menepuk tangan atau sedikit berikan “perangsang” berupa pakan atau snack, hal ini untuk menarik perhatian anjing. Jika anjing tersebut menghampiri anda berikan pujian atau berikan snack tersebut, hingga anjing mengerti hal yang dilakukan adalah benar.

B. Tertib Buang Kotoran
Latihan dasar tertib buang kotoran ini sebenarnya tidak hanya dapat diterapkan kepada jenis anjing penjaga, tetapi dapat juga kepada anjing ras lainnya. Pada dasarnya anjing yang sering membuang kotoran sembarangan jika tidak dikandangkan. Buang kotoran sering dilakukan oleh anjing setelah makan. Melatih anjing untuk tertib buang kotoran pada tempatnya perlu kesabaran dan konsisten secara rutin, anjing akan belajar berdasarkan dari apa yang dilihat, didengar dan dialaminya.

Cara untuk melatihnya adalah jika melihat anjing peliharaan anda buang kotoran sembarangan, misalnya pada karpet, keset, lantai teras atau di jalan, segeralah memegangnya atau menangkapnya, tunjuk kotoran tersebut dan berkata “jelek” atau “tidak” dengan intonasi yang sedikit keras sambil menatap matanya. Koreksi kesalahan tersebut dengan mengambil dan membuangnya ke tempat yang seharusnya dengan sepengetahuan anjingnya. Latihan terus-menerus dapat menyebabkan anjing mengerti bahwa hal itu adalah salah. Dan kemudian antisipasi supaya anjing buang kotoran pada tempatnya, sebaiknya buatkan tempat khusus semacam boks kayu yang tidak terlalu tinggi supaya anjing dapat melangkah masuk kedalamnya dengan diisi tanah atau pasir. Boks ini dapat ditempatkan di dalam kandang. Begitu sesudah makan umumnya anjing akan buang kotoran, jika terlihat sedang mencari sesuatu atau bolak-balik tidak menentu, tempatkan anjing anda pada boks, maka anjing itu akan buang kotoran dengan sendirinya. Disarankan tanah atau pasir telah berbau kotorannya sehingga mereka menyadari bahwa tempat boks itu adalah tempat untuk buang kotoran.


B. Duduk, Berdiri, Berjalan dan Duduk tinggal
Latihan duduk, berdiri dan berjalan merupakan salah satu yang harus dikuasai awal pertama kali kita mengajarkan kepatuhan dan ketaatan pada anjing. Latihan ini perlu dilakukan secara berulang kali, biasakan anjing menerima perintah hanya dengan perkataan, jika hal itu sudah dapat dilaksanakan maka bisa dikatakan anjing itu telah lolos sesi latihan ini.

Latihan duduk dilakukan dengan mengatakan “duduk” atau “sit” pada anjing, jika keadaan awalnya adalah berdiri maka sembari mengucapkan kata tersebut hendaknya dengan menekan bagian belakang punggung atau pantatnya ke bawah. Jika anjing dari keadaan tiarap, perintahkan dengan menyebut kata tersebut dengan mengangkat bagian belakang hingga posisi anjing dalam keadaan duduk. Hal lainnya bisa dengan sedikit “perangsang” seperti pakan atau snack, yaitu pada saat ingin memberikan pakan tersebut dalam keadaan anjing berdiri dan sedikit mendongak, katakan perintah duduk sembari menekan bagian belakangnya, jika telah dalam posisi duduk baru berikan snack tersebut.

Latihan berdiri sebaiknya dibiasakan anjing berdiri pada posisi sebelah kiri pelatih atau orang. Jika anjing memulai posisi dari duduk, gunakan perintah seperti “berdiri” atau “up” sembari mengangkat badannya hingga posisinya berdiri. Latihan berjalanpun dilakukan pada posisi sebelah kiri dengan memulai jalan dari pelatihnya sambil menyebut perintah “jalan” atau “walk” yang secara tidak langsung akan menarik tali penuntun sehingga anjing akan ikut berjalan, supaya jalannya seirama dan berbarengan selalu kontrol dengan menarik tali penuntunnya.

Latihan duduk tinggal sebelumnya anjing harus mengerti perintah duduk. Perintah tinggal dilakukan dengan perkataan “diam” atau “stay” dengan berawal dari pelatih berada disampingnya dan anjing tersebut dalam keadaan duduk, sebutkan perkataan perintahnya dan mundur selangkah dari hadapannya, jika anjing mulai sedikit berdiri atau berubah posisi, ucapkan “salah” sembari menghampiri kembali dan mengkoreksi posisinya hingga duduk kembali. Ulangi langkah tersebut hingga anjing mengerti bahwa perintah tersebut dilakukan, katakana “bagus” atau “good” jika anjing berhasil melakukannya. Lakukan juga dengan menjauhi jarak anjing dengan anda sedikit demi sedikit hingga anjing mengerti bahwa perintah “stay” atau “diam” berarti hanya duduk dan kemudian ditinggalkan oleh pelatihnya.

C. Bersalaman, Mengambil barang dan Memberikan kembali
Bersalaman sangat berguna untuk latihan kepatuhan kepada tuannya atau kepada orang lain dengan perintah dari tuannya. Anjing yang mengerti perintah bersalaman memberikan kesan kepada orang lain sebagai anjing yang ramah. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyebut perintah “salam” sembari mengulurkan tangan kita mengajaknya bersalaman. Jika anjing tidak menunjukkan reaksinya maka lakukan sekali lagi dengan mengangkat kaki kanan bagian depan anjing. Lakukan hal ini berulang kali hingga anjing mengerti perintah bersalaman dengan setiap menyebutkan perintah dari pelatihnya maka anjing akan mengangkat kakinya, segera berikan pujian setelah itu.

Mengambil benda atau barang sangat berguna misalkan pada saat Koran pada pagi hari dilemparkan ke pekarangan rumah, maka jika anjing telah mengerti dan terbiasa secara langsung anjing akan mengambilnya dan memberikannya kepada pemilik atau pelatihnya. Awal latihan pertama adalah dengan menyiapkan benda kesukaannya seperti tulang mainan, bola karet dan boneka. Raihlah perhatiannya dengan mengoyangkan benda tersebut hingga anjing memerhatikan benda tersebut, lemparkan benda tersebut ke depan, sebutkan perintahnya seperti “ambil”. Jika anjing tersebut hanya diam, tuntun dia ke arah benda tersebut dan sodorkan kepada mulutnya hingga benda tersebut digigit, berikan pujian sebagai tanda benar. Ulangi saja langkah tersebut hingga anjing mengerti perintah mengambil barang. Jika telah mengerti, lemparkan benda hingga anjing mengambilnya dan panggil nama anjing tersebut maka anjing tersebut akan menghampiri kembali. Untuk melepaskan benda yang diambilnya dari gigitan, berikan perintah seperti “lepas” sambil mengambil benda dari mulut anjing dan berikan pujian perkataan dan tindakan mengelusnya.

D. Mengontrol Gonggongan
Menggonggong atau menyalak merupakan naluri alamiah dari seekor anjing, namun jika hal tersebut mengganggu lingkungan sekitar atau tidak pada tempatnya sebenarnya cukup mengganggu. Menggonggong berguna untuk memperingatkan pemilik atau kita akan sesuatu yang terjadi yang mungkin dapat bersifat bahaya atau waspada. Jika pada saat yang tidak perlu menggonggong kemudian anjing anda menggonggong, latihlah memberhentikan gonggongannya dengan perintah seperti “cukup” atau menyebut nama anjing anda. Jika anjing tidak berhenti, lakukan perintah dengan intonasi yang tinggi atau jika terdapat tali penuntun tariklah hingga anjing sedikit tercekik, maka anjing akan berhenti menggonggong, kendurkan kembali talinya dan berikan pujian bahwa hal itu benar dilakukan. Atau keadaannya justru anda ingin anjing anda menggonggong dengan menyebut perintah seperti “gonggong”, tetapi anjing anda terlihat diam saja. Hal ini dapat dilatih dengan bantuan “pemancing” atau seseorang yang terlihat ingin mengganggu. Sebutkan perintahnya dan jika anjing itu tetap diam, seorang “pemancing” harus bertingkah seakan mengganggu atau mengejek anjing tersebut hingga anjing tersebut menggonggong, berhati-hatilah dengan anjing yang agresif, karena bisa saja justru mereka akan menyerang orang tersebut, guna kan selalu tali penuntun, brongsong mulut anjing yang akan mencegah anjing menggigit dan jika perlu gunakan pengaman tangan (arm protector) kepada “pemancing”.

E. Mengejar, Menyerang dan Melepaskannya
Latihan ini sangat efektif untuk jenis anjing penjaga yang memang ditugaskan untuk melindungi pemiliknya atau tuannya dari tindak jahat seseorang atau menjaga benda atau barang yang penting. Latihan ini perlu dilakukan dengan seorang “pemancing” atau biasa disebut agigator. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hendaknya sang “pemancing” menggunakan pelindung tangan (arm protector) sebagai fokus utama jika terjadi penyerangan oleh anjing.

Pada tahap awal, anjing dalam keadaan diam, kemudian sang “pemancing” yang telah dilengkapi pelindung tangan bergerak mendekati anjing dan kemudian pemilik atau pelatih memerintahkan penyerangan seperti perkataan “serang” sambil menunjuk sang “pemancing”. Secara naluri, anjing akan mengejar agigator tersebut dan menyerangnya, segera ulurkan pelindung tangan oleh agigator, maka anjing tersebut akan menggigitnya. Jika anjing terlihat diam saja atau tidak agresif, tuntunlah ke arah agigator tersebut, ulurkan pelindung tangan tadi hingga anjing menggigitnya.

Latihan untuk melepaskannya dilakukan dengan perintah seperti “lepas” dan tali penuntun ditarik atau dihentakkan ke belakang. Jika anjing tetap menggigit, lakukan secara paksa dengan membuka mulutnya hingga gigitannya terlepas. Jika sudah terlepas, segera berikan pujian dengan mengelus badannya.

Untuk menjaga barang atau benda yang penting, latihlah dengan mengenal objek yang akan dijaganya, agigator atau sang “pemancing” berpura-pura akan mengambil barang tersebut, kemudian jika telah terjadi kontak mata antara agigator dan anjing, maka agigator terlihat takut dan mundur tidak jadi mengambil barang atau benda tersebut. Perintahkan menggonggong pada saat latihan penjagaan ini. Anjing harus dalam keadaan merasa ditakuti atau menjadi pemenang dalam hal ini, karena akan menumbuhkan kepercayaan diri, ditambah dengan pujian sebagai tanda berhasil menjaga benda tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template by Administrator Frelia | Anak SD | Blogger